A.Stoikiometri Larutan Asam dan Basa
Pada stoikiometri larutan,diantara
zat – zat yang terlibat reaksi,sebagian atau seluruhnya berada dalam bentuk
larutan.Soal – soal yang menyangkut bagian ini dapat diselesaikan dengan cara
hitungan kimia sederhana yang menyangkut kuantitas antara suatu komponen dengan
komponen lain dalam suatu reaksi.
Langkah – langkah yang perlu
dilakukukan adalah
1. Menulis persamaan reaksi
2. Menyeretakan koefisien reaksi
3.Memahami bahwa perbandingan
koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol.Karena zat yang terlibat dalam
reaksi berada dalam bentuk larutan, maka mol larutan dapat dinyatakan sebagai :
n = V. M
Keterangan :
n = jumlah mol
V = volume
M = molaritas larutan
1. Pengamatan Reaksi dalam Larutan
Reaksi kimia banyak di temukan dalam
kehidupan sehari-hari. Ada yang berlangsung secara alamiah, ada pula yang
dilakukan oleh manusia. Reaksi kimia terjadi di dalam saluran pencernaan sesaat
setelah makanan berlangsung secara alami.
2. Jenis-Jenis Reaksi dalam Larutan
Kita mengetahui bahwa
keberlangsungan suatu reaksi kimia dapat diamati dari adanya perubahan yang
terjadi. Perubahan itu antara lain perubahan warna, perubahan suhu,
terbentuknya endapan, dan terbentuknya gas.
a. Reksi Penetralan Asam-Basa
Larutan yang bersifat asam dapat
berubah menjadi netral jika ditambahkan larutan basa dengan perbandingan
tertentu. Demikian pula sebaliknya, larutan yang bersifat basa dapat berubah
menjadi netral jika ditambahkan larutan asam dengan perbandingan tertentu.
Perubahan sifat ini menunjukan bahwa pada pencampuran larutan asam dengan basa
atau sebaliknya, terjadi suatu reaksi. Reaksi asam dan basa menghasilkan garam
dan air.
Asam + Basa = Garam + Air
b. Reaksi Pembentukan Endapan
Reaksi zat-zat tertentu dapat
menhasilkan zat-zat yang sukar larut dalam air sehingga mengendap. Pembentukan
endapan menunjukan perubahan sifat kelarutan.
c. Reaksi Pembentukan Gas
1) Reaksi Pembentukan Gas Hidrogen
(H2)
2) Reaksi Pembentukan Gas Karbon
Dioksida (CO2)
3. Perhitungan Kimia
a. Konsep Mol
Mol menyatakan satuan jumlah zat.
Beberapa rumusan yang menyatakan hubungan antara jumlah mol, massa, jumlah
partikel, volume, serta kemolaran atau normalitas dapat kita pelajari dalam
uraian berikut.
keterangan :
n = jumlah mol Mr = massa molekul
relatif
m = massa zat V = volume (L)
Ar = massa atom relative M =
kemolaran (M)
b. Pengertian Koefisien Reaksi
Koefisien reaksi menunjukan
perbandingan mol zat-zat yang bereaksi.
4. Pereaksi Pembatas
Jika jumlah mol suatu pereaksi
diketahui, kita harus menentukan jumlah mol pereaksi yang habis bereaksi
(pereaksi pembatas). Disebut pereaksi pembatas karena menentukan mol zat hasil
pereaksi. Pereaksi pembatas ditentukan dengan cara membandingkan jumlah mol
setiap pereaksi sesuai dengan koefisien reaksi.
B . Definisi titrasi Asam dan Basa
Salah satu aplikasi stoikiometri
larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar
tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin
diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan
konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu
Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai
“titer” atau “titrat” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer
maupun titran biasanya berupa larutan.
Titrasi juga merupakan suatu metode
untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah
dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi
asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi
yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi
yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya
dibahas tentang titrasi asam basa)
Zat yang akan ditentukan kadarnya
disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan
zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya
diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
C. Prinsip Titrasi Asam dan Basa
Titrasi asam basa melibatkan asam
maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi
tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant
dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna
indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana
konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa
yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-].
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini
mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik
ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai
titik ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalen ini maka
proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume
dan konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi
asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida
(HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl
(aq) + H2O(l)
contoh lain yaitu:
NaOH(aq) + H2SO4(aq)
Na2SO4 (aq) + H2O(l)
D. Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Titrasi Asam dan Basa
Ada dua cara umum untuk menentukan
titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor
perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan
volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi
tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam
basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik
ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai
dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi
oleh pH.
Pada umumnya cara kedua lebih
dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan
sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter.
Pada umumnya cara kedua dipilih
disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat
praktis.
Indikator yang dipakai dalam titrasi
asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga
tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil
titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik
equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan
sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan
dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir
titrasi.
E. Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka
mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, maka hal ini dapat
ditulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen
basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil
perkalian antara normalitas (N) dengan volume, maka rumus diatas dapat ditulis
sebagai berikut:
N asam x V asam = N asam x V basa
Normalitas diperoleh dari hasil
perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion
OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
(n x M asam) x V asam = (n x M basa)
x V basa
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Jumlah ion H +(pada asam) atau
OH- (pada basa)
F. Reasksi – reaksi dalam Larutan
Elektrolit
Reaksi dalam larutan melibatkan zat
nlam bentuk nelektrolit ata zat elektrolit.Zat elektrolit dalam larutan
terdapat dalam bentuk ion – ion yang bergerak bebas.
Zat elektrolit terionisasi dalam
larutan dan masing – masing ion bergerak bebas dalam larutan sehinnga antara
ion positif dan ion negatf dapat membentuk senyawa kovalen atau endapan.Reaksi
– reaksi dalam larutan yang melibatkan zat elektrolit meliputi 3 besar,
yaitu :
a. reaksi reduks oksidasi ( redoks )
b. reaksi pengendapan , dan
c. reaksi pembentukan senyawa
kovalen
a. Reaksi reduksi oksidasi ( redoks )
Reaksi redoks adalah suatu reaksi
tempat terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus.areduksi adalah reaksi
penyerapan electron yang dilakukan suatu zat.Pada reaksi reduks terjadi
penurunan bilangan oksidasi suatu unsur dalam zat tersebut.Reaksi oksidasi adalah
reaksi pelepasan electron yang dilakukan suatu zat.Pada reaksi oksidasi terjadi
kenaikan bilangan oksidasi suatu unsur dalam zat tersebut.Reaksi redoks ini
dapat kita liht pada uraian berikut.
1)
Reaksi Logam denagn asam Encer
Logam + asam encer
garam + gas H2
Persamaan reaksi :
Zn (s) + H2SO4
(aq) + H2()
b. Reaksi logam dengan garam
logam 1 + garam 1
garam 2 + logam 2
Persamaan reaksi :
Cu(s) + 2ag+(aq)
Cu 2+ (aq) + 2 Ag (s)
b. Reaksi Pengendapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi
yang menghasilkan zat hasil reaksi yang sebagian sukar larut dalam air (
mengendap ) dan sebagian lagi mudah larut dalam air, atau menghasilkan zat
hasil reaksi yang semuanya sukar dalam air.
Persamaan reaki :
BaCl2aq) + Na2SO4aq)
BaSO4(s) + 2NaCl(aq)
1)
reaksi antara dua jenis garam
garam 1 + garam 2
garam 3 + garam 4
persamaan reaksi :
Pb(NO3)2(aq) +
2Nal(aq) Pbl2(s) + 2NaNO3(aq)
2)
Reaksi larutan garam dengan larutan basa
Persamaan reaksi :
Mg(NO3)2(aq) Mg(OH)2(s)
+ 2NaNO3(qa)
3)
Reaksi larutan garam dengan larutan asam
garam 1 + asam 1
garam 2 + asam 2
persamaan reaksi :
Ba(NO3)2(qa) +
H2SO4(aq) BaSO4(s) + 2HNO3(aq)
c.Reaksi pembentukan senyawa kovalen
1)
reaksi Asam dengan Basa
asam + basa
garm + air
persamaan reksi :
HCL(qa) + KOH(qa) KCL(aq)
+ H2O(l)
G.Perhitungan Kimia dalam Reaksi
Larutan
Perhitungan stoikiometri larutan
melibatkan volume dan konsentrasi larutan.Konsentrasi dan volume larutan
menentukan banyaknya zat yang terlibat pada reaksi yang terjadi dalam larutan
Konsentrasi larutan yang digunakan
dalam stoikiometri larutan ini adalah kemolaran.Kemolaran larutan adalah
jumlah mol zat terlarut tiap 1 liter larutan.
Rumus kemolaran :
M =
n
atau M=
n
x
1.000
V
Mr
V ( mL )
Ket :
M = kemolaran larutan ( mol/L atau
mmol/mL )
n = jumlah mol zat
terlarut ( mol atau mmol )
V = volume larutan
M = massa zat terlarut
Mr= Massa rumus zat terlarut
H.INDIKATOR ASAM DAN BASA
TABEL DAFTAR INDIKATOR ASAM BASA
NAMA
|
pH
RANGE
|
WARNA
|
TIPE (SIFAT)
|
Biru timol
|
1,2-2,8
|
Merah-kuning
|
Asam
|
Kuning metil
|
2,9-4,0
|
Merah-kuning
|
Basa
|
Jingga metil
|
3,1-4,4
|
Merah-jingga
|
Basa
|
Hijau bromkresol
|
3,8-5,4
|
Kuning-biru
|
Asam
|
Merah metil
|
4,2-6,3
|
Merah-kuning
|
Basa
|
Ungu bromkresol
|
5,2-6,8
|
Kuning-ungu
|
Asam
|
Biru bromtimol
|
6,2-7,6
|
Kuning-biru
|
Asam
|
Merah fenol
|
6,8-8,4
|
Kuning-merah
|
Asam
|
Ungu kresol
|
7,9-9,2
|
Kuning-ungu
|
Asam
|
fenolflatein
|
8,3-10,0
|
t.b.- merah
|
Asam
|
Temolflatein
|
9,3-10,5
|
t.b.- biru
|
Asam
|
Kuning alizarin
|
10,0-12,0
|
Kuning-ungu
|
Basa
|
|
|
|
|
Indicator yang sering digunakan
dalam titrasi asam basa yaitu indirkator fenolflatein. Tabel berikut ini merupakan
kerateristik dari indikator fenolflatein.
pH
|
< 0
|
0-8.2
|
8.2-12.0
|
>12.0
|
Kondisi
|
Sangat asam
|
Asam atau mendekati netral
|
Basa
|
Sangat basa
|
Warna
|
Jingga
|
Tidak berwarna
|
Pink keunguan
|
Tidak berwarna
|
Gambar
|
|
|
|
|
161
Stoikiometri Larutandan Titrasi Asam Basa
Hampir semua reaksi kimia adalah
reaksi penetralan asam basa. Reaksiini menghasilkan air dan suatu
garam. Misalnya, jika Anda sakit maagakibat asam lambung berlebih, Anda
membutuhkan antasid yang dapatmenetralkannya.
Sama halnya dengan pH darah manusia yang harus tetapnetral (pH= 7). Hal
ini dikendalikan oleh adanya reaksi kesetimbanganyang terlibat antara asam basa konjugat (H
2
CO
3
dan HCO
3–
).Bagaimanakah
menghitung pH campuran asam basa? Bagaimanakahmenentukan suatu reaksi telah mencapai titik setara? Untuk menjawabpertanyaan
itu, Anda harus mengetahui berapa konsentrasi ion-ion darimasing-masing pereaksi.Perhitungan kimia
dalam larutan melibatkan konsentrasi molar ion-ion dalam larutan dapat ditentukan melalui teknik titrasi. Titrasi asambasa merupakan salah satu jenis dari titrasi.
Bagaimanakah metodepengukurannya?
Kemudian, bagaimanakah penerapannya? Anda akanmenemukan jawabannya setelah mempelajari bab ini.
A. Reaksi dalamLarutanB. Titrasi Asam Basa
menghitung banyaknya pereaksi dan hasil
reaksi dalam larutan elektrolit darihasil
titrasi asam basa.
Setelah mempelajari bab ini, Anda
harus mampu:
memahami sifat-sifat larutan asam
basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Hasil yang harus Anda capai:
Titrasi merupakan metode untuk
menentukan konsentrasi zat di dalam larutan.
Sumber:
powerlabs.org
Bab
7
162
Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk
Kelas XI
A. Reaksi dalam Larutan
Hampir sebagian besar reaksi-reaksi
kimia berlangsung dalam larutan.Ada tiga ciri
reaksi yang berlangsung dalam larutan, yaitu terbentu
k endapan, gas, dan
penetralan muatan listrik
. Ketiga reaksi tersebut umumnyatergolong
reaksi metatesis
yang melibatkan ion-ion dalam larutan.
Olehkarena itu, Anda perlu mengetahui
lebih jauh tentang ion-ion dalamlarutan.
1. Persamaan Ion dan Molekul
Selama ini, Anda menuliskan reaksi-reaksi kimia di dalam
larutandalam bentuk molekuler. Contoh,
reaksi antara natrium karbonat dankalsium hidroksida. Persamaan
reaksinya:Na
2
CO
3
(
aq
) + Ca(OH)
2
(
aq
)
⎯⎯→
2NaOH(
aq
) + CaCO
3
(
s
)Persamaan reaksi ini
disebut
persamaan molekuler
sebab zat-zat yangbereaksi ditulis dalam bentuk molekul. Persamaan molekul tidak memberikan
petunjuk bahwa reaksi itu melibatkan ion-ion dalam larutan,padahal Ca(OH)
2
dan Na
2
CO
3
di dalam air berupa ion-ion.Ion-ion yang terlibat dalam
reaksi tersebut adalah ion Ca
2+
dan ionOH
–
yang berasal dari Ca(OH)
2
, serta ion Na
+
dan ion CO
32–
yang berasaldari Na
2
CO
3
. Persamaan reaksi dalam bentuk ion ditulis sebagai
berikut.2Na
+
(
aq
) + CO
32–
(
aq
) + Ca
2+
(
aq
) + 2OH
–
(
aq
)
⎯⎯→
2Na
+
(
aq
)+2OH
–
(
aq
) + CaCO
3
(
s
)Persamaan ini dinamakan
persamaan ion
, yaitu suatu persamaan reaksiyang melibatkan ion-ion dalam
larutan. Petunjuk pengubahan persamaanmolekuler menjadi persamaan ion adalah
sebagai berikut.1. Zat-zat ionik, seperti NaCl umumnya ditulis sebagai ion-ion.
Ciri zationik dalam persamaan reaksi menggunakan fasa (
aq
) .2. Zat-zat yang tidak
larut (endapan) ditulis sebagai rumus senyawa.Ciri dalam persamaan
reaksi dinyatakan dengan fasa (
s
) .Dalam persamaan ionik, ion-ion yang muncul di kedua ruas
disebut
ion spektator
(ion penonton), yaitu ion-ion yang tidak turut terlibat
dalamreaksi kimia. Ion-ion spektator dapat
dihilangkan dari persamaan ion.Contohnya, sebagai berikut.2Na
+
(
aq
) + CO
32–
(
aq
) + Ca
2+
(
aq
) + 2OH
–
(
aq
)
⎯⎯→
2Na
+
(
aq
) +2OH
–
(
aq
) + CaCO
3
(
s
)Sehingga persamaan dapat ditulis menjadi:Ca
2+
(
aq
) + CO
32–
(
aq
)
⎯⎯→
CaCO
3
(
s
)Persamaan ini dinamakan
persamaan ion bersih
. Dalam hal ini, ion OH
–
dan ion Na
+
tergolong ion-ion spektator.
Penulisan Persamaan Ion Bersih
Tuliskan persamaan ion bersih dari
persamaan molekuler berikut.Na
2
CO
3
(
aq
) + 2HCl(
aq
)
⎯⎯→
2NaCl(
aq
) + H
2
O(
) + CO
2
(
g
)1. Apakah yang Anda ketahui tentang titrasi asam basa?2. Bagaimanakah menentukan derajat keasaman?3. Apakah yang dimaksud pH? Bagaimanakah
hubungannya dengan konsentrasimolar?
Tes Kompetensi AwalContoh
7.1
Kata Kunci
• Persamaan molekuler• Persamaan ion•
Reaksi pengendapan• Reaksi pembentukan gas
Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam
Basa
163
Jawab:
Natrium karbonat dalam air terurai membentuk ion-ion Na
+
dan CO
32–
. HCl jugaterurai dalam air menjadi
ion H
+
dan Cl
–
.Setelah terjadi reaksi,
hanya NaCl yang tetap berada dalam bentuk ion-ion, yaitu Na
+
dan Cl
–
, sedangkan yang lainnya berupa cairan
murni dan gas. Karena Na
+
dan Cl
–
tetap sebagai ion, ion-ion ini
disebut ion spektator.Dengan demikian, persamaan ion
bersihnya sebagai berikut.H
+
(
aq
) + CO
32–
(
aq
)
⎯⎯→
H
2
O(
) + CO
2
(
g
)
Meramalkan Reaksi Pembentukan Endapan
Tuliskan persamaan molekuler dan
persamaan ion bersih dari reaksi berikut.Al
2
(SO
4
)
3
+ 6NaOH
⎯⎯→
2Al(OH)
3
+ 3Na
2
SO
4
Jawab:
Menurut data empirik diketahui aluminium sulfat larut,
sedangkan aluminiumhidroksida tidak larut.
Oleh karena itu, reaksi pengendapan akan terjadi.Al
2
(SO
4
)
3
(
aq
) + 6NaOH(
aq
)
⎯⎯→
2Al(OH)
3
(
s
) + 3Na
2
SO
4
(
aq
)Untuk memperoleh
persamaan ion bersih, tuliskan zat yang larut sebagai ion-ion danion-ion
spektator diabaikan.2Al
3+
(a ) + 3SO
42–
(
aq
) + 6Na
+
(
aq
) + 6OH
–
(
aq
)
→
2Al(OH)
3
(
s
) + 6Na
+
(
aq
) +3SO
42–
(
aq
)Jadi, persamaan ion
bersihnya sebagai berikut.Al
3+
(
aq
) + 3OH
–
(
aq
)
⎯⎯→
Al(OH)
3
(
s
)
Gambar 7.1
MgCl
2
akan mengendap jikaMg(NO
3
)
2
direaksikan dengan HCl.
Sumber:
Chemistry (McMurry),
2001
a. Reaksi Pengendapan
Reaksi dalam larutan tergolong reaksi pengendapan jika salah
satuproduk reaksi tidak larut di dalam air.
Contoh zat yang tidak larut didalam
air, yaitu CaCO
3
dan BaCO
3
.Untuk mengetahui
kelarutan suatu zat diperlukan pengetahuanempirik sebagai hasil
pengukuran terhadap berbagai zat. Perhatikanlahreaksi antara kalsium klorida
dan natrium fosfat berikut.3CaCl
2
+ 2Na
3
PO
4
⎯⎯→
Ca
3
(PO
4
)
2
+ 6NaClNaCl akan larut di dalam air, sedangkan Ca
3
(PO
4
)
2
tidak larut.Senyawa-senyawa fosfat sebagian besar larut dalam air, kecuali senyawafosfat
dari natrium, kalium, dan amonium. Oleh karena itu, persamaanreaksi dapat
ditulis sebagai berikut.3CaCl
2
(
aq
) + 2Na
3
PO
4
(
aq
)
⎯⎯→
Ca
3
(PO
4
)
2
(
s
) + 6NaCl(
aq
)Dengan menghilangkan
ion-ion spektator dalam persamaan reaksiitu, perasamaan ion bersih dari
reaksi dapat diperoleh.3Ca
2+
(
aq
) + 2PO
43–
(
aq
)
⎯⎯→
Ca
3
(PO
4
)
2
(
s
)
Contoh
7.2
b. Reaksi Pembentukan Gas
Reaksi kimia dalam larutan, selain dapat membentuk endapan
jugaada yang menghasilkan gas. Misalnya, reaksi antara natrium dan asamklorida
membentuk gas hidrogen. Persamaan reaksinya:Na(
s
) + 2HCl(
aq
)
⎯⎯→
2NaCl(
aq
) + H
2
(
g
)Beberapa reaksi yang
menghasilkan gas disajikan pada tabel berikut.
Reaksi antara reaksi Pb(NO
3
)
2
danH
2
SO
4
dalam larutan paling tepatdiberikan
oleh persamaan ....A. Pb(NO
3
)
2
(
aq
) + SO
42–
(
aq
)
→
PbSO
4
(
aq
) + 2NO
3–
(
aq
)B. Pb(NO
3
)
2
(
aq
) + H
2
SO
4
(
aq
)
→
PbSO
4
(
s
) + 2HNO
3
(
aq
)C. Pb
2+
(
aq
) + SO
42
(
aq
)
→
PbSO
4
(
s
)D. Pb
2+
(
aq
) + H
2
SO
4
(
aq
)
→
PbSO
4
(
s
) + 2H
+
(
aq
)E. Pb(NO
3
)
2
(
aq
) + SO
42–
(
aq
)
→
PbSO
4
(
s
) + 2NO
3–
(
aq
)
Pembahasan
Pb(NO
3
)
2
(
aq
) + H
2
SO
4
(
aq
)
→
PbSO
4
(
s
)+ 2HNO
3
(
aq
)Reaksi ionnya adalahPb
2+
(
aq
) + 2NO
3–
(
aq
) + 2H
+
(
aq
)+SO
42–
(
aq
)
→
PbSO
4
(
s
) + 2H
+
(
aq
) +2NO
3–
(
aq
)atau Pb
2+
(
aq
) + SO
42–
(
aq
)
→
PbSO
4
(
s
)Jadi, jawabannya (C).
UMPTN 2001
Mahir
Menjawab
164
Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk
Kelas XI
CO
2
H
2
SSO
2
Jenis Gas Contoh Reaksi
Na
2
CO
3
(
aq
) + 2HCl(
aq
)
→
2NaCl(
aq
) + H
2
O(
) + CO
2
(
g
)Na
2
S(
aq
) + 2HCl(
aq
)
→
2NaCl(
aq
) + H
2
S(
g
)Na
2
SO
3
(
aq
) + 2HCl(
aq
)
→
2NaCl(
aq
) + H
2
O(
) + SO
2
(
g
)
Tabel 7.1
Beberapa Contoh Reaksi yang
Menghasilkan Gas
Reaksi Kimia yang Menghasilkan Gas
Tuliskan persamaan molekuler dan
persamaan ionik untuk reaksi seng sulfida danasam klorida.
Jawab:
Reaksi metatesisnya sebagai berikut.ZnS(
s
) + 2HCl(
aq
)
⎯⎯→
ZnCl
2
(
aq
) + H
2
S(
g
)Dari data kelarutan diketahui bahwa ZnS tidak larut dalam
air, sedangkan ZnCl
2
larut. Dengan demikian, persamaan ionnya
sebagai berikut.ZnS(
s
) + 2H
+
(
aq
)
⎯⎯→
Zn
2+
(
aq
) + H
2
S(
g
)
Gambar 7.2
Reaksi Mg dengan asam sulfatmerupakan reaksi kimia yangmenghasilkan gas.
Sumber:
Introductory Chemistry,
1997
Contoh
7.3
Untuk mengetahui reaksi kimia yang
terjadi dalam larutan, Andadapat melakukan kegiatan berikut.
Aktivitas Kimia 7.1
Reaksi Kimia dalam LarutanTujuan
Mengamati perubahan reaksi dalam
larutan.
Alat
1. Tabung reaksi2. Pipet
tetes
Bahan
1. Larutan CuSO
4
0,1 M 5. Serbuk Na
2
CO
3
2. Larutan NaOH 0,1 M 6. Metanol3. Larutan NH
3
0,5 M 7. H
2
SO
4
pekat4. Larutan HCl 0,5 M 8. KMnO
4
Langkah Kerja
1. Masukkan larutan CuSO
4
0,1 M ke dalam tabung reaksi yang
berisi larutanNaOH 0,1 M. Amati perubahan
yang terjadi.2. Masukkan larutan NH
3
0,1 M tetes demi tetes ke dalam
larutan yang berisilarutan CuSO
4
0,1 M. Amati perubahan yang terjadi.3. Masukkan serbuk Na
2
CO
3
ke dalam tabung reaksi yang berisi
larutan HCl 0,5 M.Amati perubahan yang
terjadi.4. Masukkan H
2
SO
4
pekat dengan cara mengalirkan tetesannya
melalui dindingtabung reaksi yang berisi metanol secara hati-hati
sampai terbentuk dualapisan (jangan
dikocok), kemudian tambahkan beberapa butir KMnO
4
. Amatiperubahan yang terjadi.
Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi yang
terjadi dalam bentuk molekuler dan persamaanion
bersihnya.2. Apakah yang dapat Anda simpulkan dari percobaan tersebut.
Diskusikandengan teman-teman Anda?
2. Reaksi Penetralan Asam Basa
Apa yang terjadi jika asam direaksikan
dengan basa? Untuk mengetahui hal ini, lakukanlah
percobaan berikut.
Kata Kunci
• Reaksi penetralan asambasa (penggaraman)
Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam
Basa
165
Aktivitas Kimia 7.2
Reaksi Penetralan Asam BasaTujuan
Mengamati reaksi penetralan asam basa.
Alat
1. Indikator universal2.
Gelas kimia
Bahan
1. 25 mL HCl 0,1 M2. 25 mL NaOH 0,1 M
Langkah Kerja
1. Tentukan pH 25 mL HCl 0,1 M yang
disimpan dalam gelas kimia 1 denganmenggunakan indikator universal.2. Tentukan pH 25 mL NaOH 0,1 M yang disimpan dalam gelas kimia 2
denganmenggunakan indikator
universal.3. Campurkan kedua larutan tersebut dan kocok.
Ukurlah kembali pH larutanyang telah
dicampurkan.
Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi yang
terjadi dalam bentuk molekuler dan persamaanion
bersihnya.2. Berapakah pH larutan masing-masing larutan?3. Apakah pH campuran mendekati nilai 7 (pH netral)?
Di dalam air, asam kuat terurai membentuk ion H
+
dan ion sisa asam.Keberadaan
ion H
+
dalam larutan asam ditunjukkan oleh nilai pH yangrendah (pH = –log [H
+
] < 7).Dalam larutan basa akan terbentuk ion OH
–
dan ion sisa basa.Keberadaan
ion OH
–
dalam larutan basa ditunjukkan oleh nilai pH yangtinggi (pH
= 14 – pOH > 7).Jika
larutan asam dan basa dicampurkan akan terjadi reaksipenetralan ion H
+
dan OH
–
. Bukti terjadinya reaksi penetralan
iniditunjukkan oleh nilai H mendekati 7
(pH
≈
7).Nilai pH
≈
7 menunjukkan tidak ada lagi ion H
+
dari asam dan ionOH
–
dari basa selain ion H
+
dan OH
–
hasil ionisasi air. Dengan demikian,pada dasarnya reaksi asam basa adalah reaksi penetralan ion H
+
danOH
–
. Persamaan reaksi molekulernya:HCl(
aq
) + NaOH(
aq
)
⎯⎯→
NaCl(
aq
) + H
2
O(
)Persamaan reaksi
ionnya:H
+
(
aq
)+ Cl
–
(
aq
)+ Na
+
(
aq
)+ OH
–
(
aq
)
⎯⎯→
Na
+
(
aq
)+ Cl(
aq
)+ H
2
O(
)Persamaan ion
bersihnya:H
+
(
aq
) + OH
–
(
aq
)
⎯⎯→
H
2
O(
)Reaksi asam basa
disebut juga
reaksi penggaraman
sebab dalam reaksiasam basa
selalu dihasilkan garam. Pada reaksi HCl dan NaOH dihasilkangaram dapur (NaCl).Beberapa contoh reaksi penetralan asam basa atau reaksipembentukan
garam sebagai berikut.a. H
2
SO
4
(
aq
) + Mg(OH)
2
(
aq
)
⎯⎯→
MgSO
4
(
aq
) + 2H
2
O(
)b. HNO
3
(
aq
) + Ca(OH)
2
(
aq
)
⎯⎯→
Ca(NO
3
)
2
(
aq
) + H
2
O(
)c. HCl(
aq
) + NH
4
OH(
aq
)
⎯⎯→
NH
4
Cl(
aq
) + H
2
O(
)
SekilasKimia
Serat sebagai Suplemen Diet
Anda tentu pernahmengonsumsi tahu atau
tempebukan? Namun, tahukah Andabaru-baru ini hasil penelitianmenunjukkan
bahwa air sisapembuatan tahu dan tempemengandung bakteri asamasetat yang dapatmenghasilkan serat. Seratmerupakan
komponen yangsangat baik bagi
kesehatanterutama dalam saluranpencernaan dan prosesmetabolisme. Kelebihan seratdari bakteri
ini adalah memilikisifat fisika dan kimia yang relatiftetap dan dapat
diproduksidalam jumlah besar
tanpabergantung pada musim. Selainitu, biaya produksinya rendah.Proses pembuatan seratmenggunakan
media yang bersifat asam
. Sumber karbonyang berlebih dan keasamanmedia
memungkinkan bakterimembentuk lapisan
Nata de Soya
(suplemen diet). Akan tetapi,pada pasca panen serat inimemerlukan
perlakuan
basa
untuk meningkatkankekerasannya
setelah dilakukanperendaman.
Sumber:
www. iptek.net.id
166
Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk
Kelas XI
Menentukan olume Pereaksi
Berapa mililiter NaOH 0,25 M harus ditambahkan agar bereaksi
sempurna dengan25 mL H
2
SO
4
0,1 M.
Jawab:Tahap 1
: Tuliskan persamaan kimia.H
2
SO
4
(
aq
) + 2NaOH(
aq
)
⎯⎯→
Na
2
SO
4
(
aq
) + 2H
2
O(
)
Tahap 2
: Ubah besaran yang diketahui ke dalam
satuan mol.0,1mol1.000mL× 25 mL H
2
SO
4
= 2,5 × 10
–3
mol H
2
SO
4
Tahap 3
:Tentukan rasio stoikiometri (RS)
reaksi untuk menentukan jumlah mol yangdicari.
2 4
2molNaOH1molH SO× 2,5 × 10
–3
mol H
2
SO
4
= 5 × 10
–3
mol NaOH
Tahap 4
: Ubah satuan mol ke dalam satuan yang ditanyakan.olume NaOH
=
3
5×10 molNaOH0,25molNaOH
−
× 1.000 mL larutan = 20
mLJadi, volume NaOH 0,25 M yang harus ditambahkan adalah 20 mL.
Menentukan Berat Hasil Reaksi
Jika 25 mL larutan BaCl
2
0,1 M direaksikan dengan 25 mL larutan
Na
2
SO
4
0,25 M,berapakah massa BaSO
4
yang diendapkan?
Jawab:Tahap 1
: Tuliskan persamaan kimia.BaCl
2
(
aq
) + Na
2
SO
4
(
aq
)
⎯⎯→
BaSO
4
(
s
) + 2NaCl(
aq
)
Tahap 2–3
: Ubah konsentrasi masing-masing
pereaksi ke dalam satuan mol, tentukanpereaksi pembatas, tentukan nilai RS, dan
hitung jumlah mol BaSO
4
.
Gambar 7.3
pH meter dapat digunakansecara
langsung pada saatmelakukan titrasi
asam basa.
Sumber:
Chemistry (McMurry),
2001
3. Perhitungan Kuantitatif Reaksi dalam Larutan
Perhitungan kuantitatif reaksi-reaksi kimia dalam larutan
umumnyamelibatkan konsentrasi molar dan pH. Hal-hal yang perlu diketahui dalammempelajari stoikiometri larutan adalah apa yang
diketahui dan yangditanyakan, kemudian diselesaikan dengan empat langkah
berikut.1. Tuliskan persamaan reaksi setara.2. Ubah besaran yang diketahui ke
satuan mol.3. Gunakan perbandingan koefisien dari persamaan kimia setara
untuk menentukan besaran yang tidak diketahui dalam mol.4. Ubah satuan mol ke dalam besaran yang
ditanyakan.
Mengapa semua reaksi penetralan atau
reaksi penggaraman tidak selalumenghasilkan nilai pH =
7? Jelaskan.
Kegiatan Inkuiri
Contoh
7.4
Contoh
7.5
Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam
Basa
167
Jumlah mol BaCl
2
:25mL1.000mL× 0,1 mol BaCl
2
= 2,5 × 10
–3
molJumlah mol Na
2
SO
4
:25mL1.000mL× 0,25 mol Na
2
SO
4
= 6,25 × 10
–3
molJumlah mol pereaksi
paling sedikit menjadi pereaksi pembatas. Dalam reaksi ini adalahBaCl
2
. Oleh karena itu, jumlah mol BaSO
4
ditentukan oleh BaCl
2
.Jumlah mol BaSO
4
= RS × mol BaCl
2
42
1 molBaSO1 molBaCl×
2,5 × 10
–3
mol BaCl
2
= 2,5 × 10
–3
mol
Tahap 4
: Hitung massa BaSO
4
yang terbentuk Massa
molar BaSO
4
= 233 g mol
–1
Massa BaSO
4
= 233 g mol
–1
× 2,5 × 10
–3
mol = 0,58 gJadi, massa BaSO
4
yang terbentuk adalah 0,58 g
Tidak ada komentar:
Posting Komentar